Sistem koordinasi manusia, baik sistem saraf, sistem endokrin, maupun sistem indra dapat mengalami gangguan dan/atau kelainan. Kelainan dapat disebabkan oleh beberapa faktor kerusakan bagian dari sistem koordinasi serta pola hidup yang tidak sehat. Selain itu, masih banyak penyebab gangguan pada sistem koordinasi baik pada sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai kelainan sistem koordinasi pada manusia sebagai salah satu komponen sistem koordinasi pada manusia, peserta didik bersama anggota kelompok melakukan diskusi melalui pengerjaan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) di Link bawah ini!
-😀😀SELAMAT BERDISKUSI😀😀-
A. Kelainan Pada Sistem Saraf Manusia
- Meningitis merupakan peradangan di bagian selaput otak (meninges) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitis atau virus.
- Hidrosefalus merupakan peradangan selaput otak yang mengakibatkan terjadinya penumpukan cairan di otak. Jika dibiarkan akan menyebabkan kepala membesar.
- Neuritis adalah iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, atau karena tekanan.
- Parkinson merupakan gangguan produksi dopamin di otak karena neuron mengalami degenerasi. Kekurangan dopamin mengakibatkan asetilkolin tidak dapat bekerja secara normal. Gangguan koordinasi kerja otot ini mengakibatkan penderita mengalami tremor (melakukan gerak yang tidak terkendali).
- Gegar otak adalah gangguan pada otak akibat benturan keras pada kepala.
- Epilepsi adalah kelainan pada neuron-neuron di otak akibat kelainan metabolisme, infeksi, toksin, atau kecelakaan. Penderita epilepsi tidak dapat merespons rangsang pada saat kambuh bahkan otot-otot rangkan berkontraksi dan tidak terkontrol.
- Alzheimer umumnya menyerang orang berusia di atas 65 tahun. Gangguan Alzheimer ditandai dengan berkurangnya kemampuan mengingat. Penderita Alzheimer juga kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Afasia adalah kehilangan daya ingat karena kerusakan pada otak besar bagian tengah.
- Ataksia adalah penyakit degeneratif akibat menyusutnya otak kecil. Gejala yang dialami penderita ataksia yaitu kesulitan mengontrol gerak tubuh, tersedak saat minum, dan kesulitan melafalkan kata-kata.
B. Kelainan Pada Sistem Endokrin Manusia
Tubuh yang mengalami gangguan sekresi hormon disebabkan oleh beberapa faktor seperti stressm infeksi, penuaan, genetik, dan lingkungan. Gangguan sekresi hormon dapat berupa sekresi hormon berlebihan (hipersekresi) dan/atau kekurangan sekresi hormon (hiposekresi). Hipersekresi dan hiposekresi hormon dapat menimbulkan kelainan seperti berikut.
Selain gangguan sekresi hormon, kelainan/gangguan pada sistem hormon terjadi akibat kerusakan kelenjar hormon sperti pada kasus gondok dan virilisme. Penyakit gondok merupakan pembengakakan pada kelenjar tiroid akibat kekurangan yodium. Yodium diperlukan untuk pembentukan hormon tiroksin. Jika kelenjar adrenal mengalami kerusakan akan timbul kelainan yang disebut virilisme dimana ditandai munculnya kumis pada wanita.
C. Kelainan Pada Sistem Indra Manusia
- Gangguan Pada Mata
- Miopia (rabun jauh) disebabkan lensa mata terlalu cembung. Akibatnya, objek yang jauh terlihat kabur karena bayangan jatuh di depan retina. Kelainan mata ini dapat ditolong menggunakan lensa cekung atau lensa negatif.
- Hipermetropi disebabkan oleh lensa mata terlalu pipih. Akibatnya, objek yang dekat terlihat kabur karena bayangan jatuh dibelakang retina. Kelainan mata ini dapat ditolong menggunakan lensa cembung atau lensa positif.
- Astigmatisme disebabkan oleh tidak ratanya permukaan kornea. Penderita astigmatisme dapat melihat jelas menggunakan lensa silindris.
- Presbiopia disebabkan oleh hilangnya daya elastisitas lensa yang biasanya diderita oleh lansia. Penderita presbiopia tidak dapat melihat dengan jelas benda yang letaknya terlalu jauh atau terlalu dekat. Kelainan ini dapat dibantu dengan lensa ganda.
- Hemeralopi atau rabun senja yang disebabkan kekurangan vitamin A sehingga terhambatnya pembentukan rodopsin saat kurang cahaya. Pada saat senja, seseorang yang kekurangan vitamin A menjadi rabun.
- Buta warna yang merupakan penyakit genetika. Mata normal mempunyai 3 macam sel konus yang bekerja dengan baik disebut mata trikormat. Bila salah satu macam atau lebih sel konus rusak akan menyebabkan buta warna. Macam buta warna tersebut antara lain:
- Mata dikromat, bila hanya memiliki dua macam sel konus yang normal. Dengan demikian akan didapatkan buta warna merah (protanopia), buta warna hijau (deuteranopia), dan buta warna biru (tritanopi).
- Mata monokromat, yaitu bila hanya memiliki satu macam sel konus yang normal. Orang yang demikian hanya dapat membedakan warna hitam dan putih.
- Gangguan Pada Telinga
- Telinga dapat mengalami gangguan fungsi yang disebut tuli. Gangguan ini dapat berupa tuli konduktif dan tuli saraf.
- Tuli Konduktif, merupakan gangguan penghantaran getaran bunyi di telinga bagian luar atau telinga bagian tengah. Gangguan telinga ini dapat bersifat sementara dan dapat diatasi melalui pengobatan, operasi, atau penggunaan alat bantu dengar. Tuli konduktif dapat terjadi karena hal-hal berikut:
- Penymbatan saluran telinga oleh minyak serumen.
- Penebalan atau pecahnya membran timpani atau gendang telinga.
- Pengapuran tulang pendengaran.
- Kekakuan hubungan stapes pada pefensta ovali
- Tuli Saraf, merupakan gangguan sesorineural yang disebabkan oleh keruskan sel saraf auditori. Gangguan ini biasanya bersifat permanen.
- Gangguan Pada Hidung
- Salah satu gangguan pada hidung adalah Ansomnia. Ansomnua adalah hilang atau berkurangnya kemampuan hidung untuk membaui. Ganggguan ini terjadi karena berbagai kondisi seperti adanya polip yang menghambat saluran pernapasan atau adanya gangguan saraf yang berasal dari hidung menuju otak atau di dalam otak.
- Gangguan Pada Lidah
- Salah satu gangguan pada lidah adalah disgeusia. Disgeusia merupakan distorsi daya pengecapan. Terdapa 2 jenis disgeusia, yaitu hipogeusia dan ageusia. Hipogeusia adalah berkurangnya kepekaan pengecap, sedangkan ageusia adalah hilangnya daya pengecap sehingga tidak dapat mengecap rasa sama sekali.
- Gangguan Pada Kulit
- Beberapa gangguan dan penyakit pada kulit sebagai berikut; (1) Jerawat, terjadi penyumbatan pori-pori kulit oleh kotoran; (2) Dermatitis/eksim, terjadi peradangan pada kulit
AYO UNJUK PENGETAHUAN!
Setelah membaca, menonton tayangan gambar dan video, mengerjakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), dan berdiskusi bersama kelompok, Mari, unjuk pengetahuan mu melalui pengerjaan kuis melalui link dibawah ini!
Komentar
Posting Komentar